Dimulai dari novel perdana pada tahun 1933, novel Gyakkō (Regression) dicalonkan sebagai penerima Penghargaan Akutagawa 1935. Tsugaru, Otogizōshi, Hashire Merosu (Run, Melos!), Shayō (The Setting Sun), dan Ningen Shikkaku (No Longer Human) termasuk di antara adikarya Osamu Dazai. Ketiga karya yang disebut terakhir sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada pertengahan 1950-an.
Dazai menulis dengan penuh senda gurau, ironi, kesedihan, hingga penghancuran diri, hingga dikelompokkan bersama Ango Sakaguchi dan Jun Ishikawa sebagai penulis dekaden "angkatan gesaku baru" dan buraiha. Sejak masih di bangku kuliah, Dazai berulang kali mencoba bunuh diri atau bunuh diri bersama (shinjū). Pada 13 Juni 1948, ia tewas bunuh diri bersama Tomie Yamazaki kekasihnya, setelah menenggelamkan diri ke Sungai Tama.
Perjalanan hidup
Masa kanak-kanak
Dazai berkisah tentang asal-usul keluarga Tsushima, dalam Kunō no nenkan terbitan tahun 1946,
“ | Keluarga tempatku dilahirkan sama sekali tidak memiliki garis keturunan yang harus dibanggakan. Tidak tahu hanyut dari mana, petani yang menetap di sini di ujung utara Tsugaru, tidak salah lagi mereka leluhur kami. Aku adalah cucu keluarga petani miskin yang kadang-kadang makan, kadang-kadang tidak makan, dan tidak berpendidikan. Keluargaku mulai jadi sedikit terkenal di Prefektur Aomori ini, mulai dari zaman kakek buyutku, Sōsuke. | ” |
Rumah kelahiran Dazai di Kanagi, Prefektur Aomori, dijadikan Museum Peringatan Dazai Osamu (Gedung Shayō) setelah sebelumnya sempat dijadikan penginapan. Pada 2004, gedung tersebut ditetapkan sebagai Peninggalan Budaya Penting.
Masa sekolah
Sewaktu berusia 17 tahun (1925), Saigō no Taikō menjadi karangan pertamanya sewaktu mulai mencoba-coba menulis, dan dimuat di dōjinshi Seiza. Ia mulai bercita-cita jadi penulis. Ketika duduk di bangku jurusan budaya (bahasa Inggris) Sekolah Menengah Atas Negeri Hirosaki, ia sangat mengagumi karya-karya Ryūnosuke Akutagawa dan Kyoka Izumi, serta simpati terhadap gerakan sayap kiri.
Dipengaruhi kepopuleran kesusastraan proletariat, nama pena Tsushima Shūji (辻島衆二 ) mulai digunakan untuk karya yang dimuat dalam dōjinshi Saibō Bungei tahun 1929. Ketika itu, ia juga menulis dengan memakai nama asli atau sebagai Kosuge Ginkichi (小菅銀吉 ). Pada 10 Desember 1929, ia mencoba bunuh diri untuk pertama kali dengan menelan Calmotin secara overdosis karena takut tidak naik kelas.
Ia lulus sekolah menengah atas pada tahun 1930 dengan prestasi biasa-biasa, peringkat ke-46 dari 75 murid. Walaupun tidak tahu bahasa Perancis sepatah kata pun, ia masuk Jurusan Sastra Perancis Universitas Kekaisaran Tokyo, bulan April 1930. Tingginya standar pendidikan di sana membuat kuliah sama sekali tidak dimengertinya. Ia malah terlibat dalam gerakan sayap kiri, dan hampir-hampir tidak pernah masuk kuliah. Ketika berusia 21 tahun, penulis Masuji Ibuse dimintanya untuk menjadi mentor karena dirinya masih berkeinginan menjadi penulis. Setelah menjadi murid Ibuse, nama pena Osamu Dazai mulai dipakainya. Setelah berkali-kali tidak naik tingkat dan lalai membayar uang kuliah, Dazai akhirnya dikeluarkan dari universitas. Sewaktu mahasiswa, ia berpacaran dengan Shimeko Tanabe (19 tahun), seorang pelayan kafe di Ginza yang sudah jadi istri orang. Seperti dikisahkan Dazai, ia bersama Shimeko menenggelamkan diri di laut sekitar Koshigoe, dekat Kamakura. Kapal nelayan yang lewat menyelamatkan dirinya, namun Shimeko keburu tewas.
Periode novelis
Pada 1933, cerita pendek yang ditulisnya, Ressha dimuat majalah Sunday Tō-ō (To-o Nippo). Ia juga memasukkan karangan berjudul Gyofukuki di dōjinshi Kaihyō. Dua tahun berikutnya, Gyakkō (1935) dimuat majalah sastra Bungei. Sebagai karya pertama yang diterbitkan bukan dalam dōjinshi, Gyakkō dicalonkan sebagai penerima Penghargaan Akutagawa yang pertama, namun tidak berhasil menang. Pemenang tahun itu adalah Sōbō karya Tatsuzō Ishikawa. Pada awal Maret 1935, Dazai gagal ujian masuk penerimaan pegawai di Miyako Shimbun, dan mencoba gantung diri. Masih pada tahun yang sama, Dazai bertemu Haruo Satō yang bersedia menjadi mentornya. Di tengah usahanya mengobati kecanduan obat penghilang rasa sakit Pabinal, Dazai menerbitkan kumpulan cerpen perdana, Bannen pada tahun 1936. Pada tahun berikutnya, Hatsuyo Oyama, mantan geisha yang tidak dinikahinya secara resmi, menyeleweng dengan seorang pelukis. Hatsuyo diajaknya bunuh diri dengan menelan Calmotin hingga overdosis, namun keduanya selamat. Dazai berhenti menulis selama setahun.Pada 1938, Dazai diajak Masuji Ibuse pergi ke Puncak Misaka, Prefektur Yamanashi. Di sana, Ibuse menjodohkan Dazai dengan Michiko (1912-1997). Setelah mengawini Michiko, ia menetap di kota kelahiran istri di Kōfu. Kehidupan berkeluarga membuat keadaan jiwanya stabil. Pada masa-masa itu tercipta adikarya seperti Fugaku Hyakkei, Kakekomi Uttae, dan Hashire Melos. Anak pertama mereka, Sonoko (perempuan) lahir pada tahun 1941, diikuti Masaki (laki-laki) pada tahun 1944, dan anak ketiga, Yūko (perempuan) pada tahun 1947. Pada akhir 1944, Dazai menulis tentang perjalanan pulang ke rumah keluarga di Tsugaru yang diberi judul Tsugaru.
Ia terus menulis di tengah berlangsungnya Perang Dunia II, di antaranya kumpulan dongeng Otogizōshi. Keruntuhan keluarga bangsawan yang gagal beradaptasi dengan keadaan pascaperang diceritakannya dalam novel Shayō (1947). Ditulis berdasarkan buku harian Shizuko Ōta pacarnya, Shayō mendapat pujian dari kritikus, dan menjadikan Dazai penulis terkenal. Dari Shizuko, Dazai memperoleh anak perempuan bernama Haruko Ota yang lahir tahun 1947.
0 komentar:
Posting Komentar